Saturday, March 23, 2013

Ruqyah Syar'iyyah sebagai Media Dakwah Tauhid dan Metode Pembelajaran PAI di Sekolah


 (Ditulis oleh Rizal Dalil, M.Pd.I berdasarkan pengalaman mengajar di SMPN 1 Kota Bogor)


Seperti biasanya, adalah merupakan saat-saat yang ditunggu-tunggu bagi saya untuk belajar bersama dengan para anak didikku di sekolah, apalagi materi ajar pada saat itu sangat menarik yaitu tentang “Iman kepada Malaikat Allah SWT”. Oleh karena itu, sebelumnya kupersiapkan bahan ajar serta media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan yang dikemas dalam DVD Multimedia Pembelajaran PAI. Para siswa begitu tertarik dan antusias mengikuti sub materi “Perbedaan Malaikat dengan Jin dan Syetan”, apalagi untuk memperjelas materi ditayangkan beberapa film (video clip) tentang kesurupan, Ruqyah, serta aksi terbangnya “David Coperfield”, si Pesulap tersohor asal Amerika.
 
 Dokumentasi Proses Pembelajaran PAI SMP Kelas VII
Materi “Iman kepada Malaikat” di Musholla Sekolah

Sesaat kemudian, terlihat ada seorang anak yang menangis tatkala mendengar penjelasan saya bahwa Anak Indigo itu musibah, bukanlah anugerah. Hal tersebut mengundang rasa penasaran saya. “Pak, jadi saya berdosa ya?....”, tanya anak tersebut. Kemudian ia menceritakan bahwa ia bisa melihat makhluq-makhluq ghoib, termasuk beberapa jin yang terlihat dalam film tersebut saat membantu menerbangkan si David Coperfield. 
Selanjutnya, saya menasihati, memotivasinya, serta mencoba meruqyah Anak Indigo tersebut. Setelah beberapa ayat dibacakan terlihat ia merasa kepanasan dan menangis ketakutan karena melihat penampakan makhluq-makhluq yang menyeramkan saat matanya tertutup. Peristiwa tersebut merupakan pelajaran dari Allah SWT bagi saya dan para siswa sehingga semakin memperkuat keyakinan kami tentang yang Ghoib. Karena selama sekitar 7 tahun mengajar dengan metode dan media belajar yang sama, saya belum pernah menghadapi kasus Anak Indigo dan saya tidak bisa melihat penampakan ghoib pada film-film tersebut walaupun saya tetap meyakini bahwa ada intervensi jin/syetan pada aksi-aksi dalam film tersebut.
Peristiwa inilah yang mendorong saya untuk menjadikan Ruqyah Syar’iyyah sebagai salah satu media dalam berdakwah bahkan dalam proses pembelajaran formal sekalipun. Sehingga pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) akan lebih masuk ke dalam hati para siswa karena tidak hanya bersifat teori, namun juga aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Beda tentunya jika siswa belajar tentang iman kepada makhluq ghoib sebatas teori dibandingkan dengan pembelajaran yang disertai praktek dan fakta-fakta nyata. Oleh karena itu, pada pertemuan pembelajaran PAI minggu depannya, saya coba jelaskan dan tawarkan Ruqyah Syar’iyyah kepada para siswa Kelas VII-A s.d VII-H sesuai jadwal pelajaran.
Masya Allah, hasilnya dari 7 kelas (240 siswa) ternyata terdeteksi 14 siswa yang terkena gangguan Jin/Syetan baik gangguan yang ringan maupun berat.
Masya Allah, begitu liciknya syetan dan bala tentaranya berusaha menyesatkan generasi muda muslim agar jauh dari Allah SWT. Bagaimana tidak? Ternyata ada siswa yang tidak pernah sholat atau amat berat melaksanakan ibadah, merasa kepanasan tatkala berwudhu dan sholat. Bagaimana tidak sedih? Orang tua atau guru mana yang tidak akan sedih tatkala mendengar curhatan isi hati mereka:
Pak, selama ini.... saya tidak sholat. Tidak berani masuk musholla karena terasa panas....”
Pak selama ini…. Saya melakukan sholat hanya sebatas gerakannya saja, karena mulut saya terasa terkunci untuk membaca bacaan sholat....”
Setiap masuk kamar mandi untuk berwudhu, saya terasa terdorong ke luar. Berulang kali saya coba untuk masuk dan berwudhu maka saya akan kembali terdorong keluar dari kamar mandi....”
Pak setiap wudhu, saya merasa disiram air yang panas mendidih....”
            Wahai saudaraku, para mujahid dakwah, para guru PAI.... Tanamkan rasa takut pada anak didik kita hanya kepada Allah SWT. Tanamkan kecintaan kepada ajaran Islam dengan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang bukan hanya bersifat teori namun juga full praktek dan life skill. Insya Allah, tatakala kita kenalkan Ruqyah Syar’iyyah kepada para siswa, maka mereka menjadi pribadi-pribadi yang tidak takut kepada jin/syetan, bahkan berani menghadapi dan meruqyah temannya yang kesurupan. Selain itu, banyak juga siswa yang termotivasi untuk rajin beribadah, sholat dan dzikir ba’da sholat. Mereka semakin yakin bahwa Al-Qur’an merupakan mu’jizat, sehingga termotivasi membaca dan menghafalkannya, bahkan ada yang ingin bergabung menjadi Tim Ruqyah di sekolah.
Jadikan Ruqyah Syar’iyyah sebagai media mendakwahkan tauhid yang murni kepada para siswa, keluarga sekolah bahkan para orang tua siswa. Karena begitu banyak saudara kita yang terjebak ke dalam kesyirikan yang dibungkus dengan ”casing” ilmiah dan ”ilmu karomah” karena ketidaktahuan akan adanya solusi yang islami. Jadilah orang yang bisa bermanfaat dan memberikan solusi, tidak hanya bisa mengatakan haram saja tanpa solusinya.
            Dalam pembelajaran di kelas, saya juga menjadikan Ruqyah Syar’iyyah sebagai salah satu metode pembelajaran PAI SMP Kelas VII, khususnya dalam materi ajar Iman kepada Malaikat Allah SWT. Hasilnya.... Subhanallah, respon dan minat para siswa dalam belajar PAI begitu sangat baik sebagaimana terlihat pada hasil Angket dari 203 Siswa Kelas VII-A s.d VII-H SMPN 1 Kota Bogor (16 Maret 2013), yaitu sebagai berikut:

1. Angket mata pelajaran yang menggunakan Media dan Metode Pembelajaran yang Tepat
MAPEL
PAI
PKn
B. IND
B. ING
MATH
IPA
IPS
PENJAS
SENI
TIK
PTD
B. SUN
PLH
BK
JUMLAH
SUARA
150
5
3
18
43
18
13
 0
5
2
5
2

3
267
%
56.2
1.87
1.12
6.74
16.1
6.74
4.87
0
1.87
0.75
1.87
0.75
0
1.12
100
Adapun grafiknya adalah sbb:


2. Angket pendapat siswa tentang tentang implementasi Ruqyah Syar’iyyah
    sebagai salah satu Metode Pembelajaran
PENGGUNAAN METODE RUQYAH DALAM PEMBELAJARAN PAI
PENDAPAT
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
JUMLAH
SUARA
74
121
7
1
203
%
36.45
59.61
3.45
0.49
100
TOTAL
96.06
3.94

Adapun grafiknya adalah sbb:
            Selain dalam pembelajaran di kelas, Ruqyah Syar’iyyah juga dapat diajarkan dalam pembiasaan Dzikir di pagi hari di awal kegiatan Tadarus kepada para siswa. 
Berikut ini adalah beberapa testimoni siswa tentang implementasi Ruqyah Syar’iyyah sebagai metode pembelajaran:
“Saya merasa kalau diruqyah membuat hati tenang dan nyaman....”
“Karena dengan itu kita dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dan tidak takut lagi pada syetan, dsb.”
“Hebat, saya setuju. Hal ini bisa membuat siswa-siswi bisa lebih taat dan takut kepada Allah....”
"Karena bagi murid-murid yang merasa memiliki gangguan jin/syetan disembuhkan lewat metode ini. Jadi lebih dekat juga sama guru." 

Wahai saudaraku, para mujahid dakwah, para guru PAI.... Sebenarnya Allah SWT memberikan anugerah dan kemudahan kepada kita. Karena tatkala kita mempelajari sesuatu maka Allah juga akan segera mempermudah kita untuk mempraktekkannya. Demikian pula tatkala kita belajar Ruqyah Syar’iyyah maka Allah akan permudah kita untuk mendalami dan mempraktekkannya kepada para anak didik kita yang cukup banyak. Walaupun tidak ada dalam kurikulum atau silabus, kita bisa aplikasikan Ruqyah Syar’iyyah dalam beberapa materi ajar maupun kegiatan, seperti acara Bedah Buku dan Artikel+Ruqyah Massal, Pesantren Kilat, dll.



Dokumentasi kegiatan ”Si Pitung” DKM Al-Hadi
SMPN 1 Kota Bogor, tanggal 9 Juni 2012
Insya Allah, ini menjadi nilai plus bagi para GPAI di mata anak didik kita, guru yang lain, para orang tua siswa, dan yang paling penting tentunya di hadapan Allah SWT.
So what gitu loh…. Siapa lagi yang ingin bergabung dalam dakwah tauhid ini???....
Mulai sekarang, pelajarilah Ruqyah Syar'iyyah, praktekkan, dan jadilah mujahid dakwah!
Allahu Akbar!....

No comments: