Saturday, March 23, 2013

Ruqyah Syar'iyyah sebagai Media Dakwah Tauhid dan Metode Pembelajaran PAI di Sekolah


 (Ditulis oleh Rizal Dalil, M.Pd.I berdasarkan pengalaman mengajar di SMPN 1 Kota Bogor)


Seperti biasanya, adalah merupakan saat-saat yang ditunggu-tunggu bagi saya untuk belajar bersama dengan para anak didikku di sekolah, apalagi materi ajar pada saat itu sangat menarik yaitu tentang “Iman kepada Malaikat Allah SWT”. Oleh karena itu, sebelumnya kupersiapkan bahan ajar serta media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan yang dikemas dalam DVD Multimedia Pembelajaran PAI. Para siswa begitu tertarik dan antusias mengikuti sub materi “Perbedaan Malaikat dengan Jin dan Syetan”, apalagi untuk memperjelas materi ditayangkan beberapa film (video clip) tentang kesurupan, Ruqyah, serta aksi terbangnya “David Coperfield”, si Pesulap tersohor asal Amerika.
 
 Dokumentasi Proses Pembelajaran PAI SMP Kelas VII
Materi “Iman kepada Malaikat” di Musholla Sekolah

Sesaat kemudian, terlihat ada seorang anak yang menangis tatkala mendengar penjelasan saya bahwa Anak Indigo itu musibah, bukanlah anugerah. Hal tersebut mengundang rasa penasaran saya. “Pak, jadi saya berdosa ya?....”, tanya anak tersebut. Kemudian ia menceritakan bahwa ia bisa melihat makhluq-makhluq ghoib, termasuk beberapa jin yang terlihat dalam film tersebut saat membantu menerbangkan si David Coperfield. 
Selanjutnya, saya menasihati, memotivasinya, serta mencoba meruqyah Anak Indigo tersebut. Setelah beberapa ayat dibacakan terlihat ia merasa kepanasan dan menangis ketakutan karena melihat penampakan makhluq-makhluq yang menyeramkan saat matanya tertutup. Peristiwa tersebut merupakan pelajaran dari Allah SWT bagi saya dan para siswa sehingga semakin memperkuat keyakinan kami tentang yang Ghoib. Karena selama sekitar 7 tahun mengajar dengan metode dan media belajar yang sama, saya belum pernah menghadapi kasus Anak Indigo dan saya tidak bisa melihat penampakan ghoib pada film-film tersebut walaupun saya tetap meyakini bahwa ada intervensi jin/syetan pada aksi-aksi dalam film tersebut.
Peristiwa inilah yang mendorong saya untuk menjadikan Ruqyah Syar’iyyah sebagai salah satu media dalam berdakwah bahkan dalam proses pembelajaran formal sekalipun. Sehingga pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) akan lebih masuk ke dalam hati para siswa karena tidak hanya bersifat teori, namun juga aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Beda tentunya jika siswa belajar tentang iman kepada makhluq ghoib sebatas teori dibandingkan dengan pembelajaran yang disertai praktek dan fakta-fakta nyata. Oleh karena itu, pada pertemuan pembelajaran PAI minggu depannya, saya coba jelaskan dan tawarkan Ruqyah Syar’iyyah kepada para siswa Kelas VII-A s.d VII-H sesuai jadwal pelajaran.
Masya Allah, hasilnya dari 7 kelas (240 siswa) ternyata terdeteksi 14 siswa yang terkena gangguan Jin/Syetan baik gangguan yang ringan maupun berat.
Masya Allah, begitu liciknya syetan dan bala tentaranya berusaha menyesatkan generasi muda muslim agar jauh dari Allah SWT. Bagaimana tidak? Ternyata ada siswa yang tidak pernah sholat atau amat berat melaksanakan ibadah, merasa kepanasan tatkala berwudhu dan sholat. Bagaimana tidak sedih? Orang tua atau guru mana yang tidak akan sedih tatkala mendengar curhatan isi hati mereka:
Pak, selama ini.... saya tidak sholat. Tidak berani masuk musholla karena terasa panas....”
Pak selama ini…. Saya melakukan sholat hanya sebatas gerakannya saja, karena mulut saya terasa terkunci untuk membaca bacaan sholat....”
Setiap masuk kamar mandi untuk berwudhu, saya terasa terdorong ke luar. Berulang kali saya coba untuk masuk dan berwudhu maka saya akan kembali terdorong keluar dari kamar mandi....”
Pak setiap wudhu, saya merasa disiram air yang panas mendidih....”
            Wahai saudaraku, para mujahid dakwah, para guru PAI.... Tanamkan rasa takut pada anak didik kita hanya kepada Allah SWT. Tanamkan kecintaan kepada ajaran Islam dengan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang bukan hanya bersifat teori namun juga full praktek dan life skill. Insya Allah, tatakala kita kenalkan Ruqyah Syar’iyyah kepada para siswa, maka mereka menjadi pribadi-pribadi yang tidak takut kepada jin/syetan, bahkan berani menghadapi dan meruqyah temannya yang kesurupan. Selain itu, banyak juga siswa yang termotivasi untuk rajin beribadah, sholat dan dzikir ba’da sholat. Mereka semakin yakin bahwa Al-Qur’an merupakan mu’jizat, sehingga termotivasi membaca dan menghafalkannya, bahkan ada yang ingin bergabung menjadi Tim Ruqyah di sekolah.
Jadikan Ruqyah Syar’iyyah sebagai media mendakwahkan tauhid yang murni kepada para siswa, keluarga sekolah bahkan para orang tua siswa. Karena begitu banyak saudara kita yang terjebak ke dalam kesyirikan yang dibungkus dengan ”casing” ilmiah dan ”ilmu karomah” karena ketidaktahuan akan adanya solusi yang islami. Jadilah orang yang bisa bermanfaat dan memberikan solusi, tidak hanya bisa mengatakan haram saja tanpa solusinya.
            Dalam pembelajaran di kelas, saya juga menjadikan Ruqyah Syar’iyyah sebagai salah satu metode pembelajaran PAI SMP Kelas VII, khususnya dalam materi ajar Iman kepada Malaikat Allah SWT. Hasilnya.... Subhanallah, respon dan minat para siswa dalam belajar PAI begitu sangat baik sebagaimana terlihat pada hasil Angket dari 203 Siswa Kelas VII-A s.d VII-H SMPN 1 Kota Bogor (16 Maret 2013), yaitu sebagai berikut:

1. Angket mata pelajaran yang menggunakan Media dan Metode Pembelajaran yang Tepat
MAPEL
PAI
PKn
B. IND
B. ING
MATH
IPA
IPS
PENJAS
SENI
TIK
PTD
B. SUN
PLH
BK
JUMLAH
SUARA
150
5
3
18
43
18
13
 0
5
2
5
2

3
267
%
56.2
1.87
1.12
6.74
16.1
6.74
4.87
0
1.87
0.75
1.87
0.75
0
1.12
100
Adapun grafiknya adalah sbb:


2. Angket pendapat siswa tentang tentang implementasi Ruqyah Syar’iyyah
    sebagai salah satu Metode Pembelajaran
PENGGUNAAN METODE RUQYAH DALAM PEMBELAJARAN PAI
PENDAPAT
SANGAT SETUJU
SETUJU
KURANG SETUJU
TIDAK SETUJU
JUMLAH
SUARA
74
121
7
1
203
%
36.45
59.61
3.45
0.49
100
TOTAL
96.06
3.94

Adapun grafiknya adalah sbb:
            Selain dalam pembelajaran di kelas, Ruqyah Syar’iyyah juga dapat diajarkan dalam pembiasaan Dzikir di pagi hari di awal kegiatan Tadarus kepada para siswa. 
Berikut ini adalah beberapa testimoni siswa tentang implementasi Ruqyah Syar’iyyah sebagai metode pembelajaran:
“Saya merasa kalau diruqyah membuat hati tenang dan nyaman....”
“Karena dengan itu kita dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dan tidak takut lagi pada syetan, dsb.”
“Hebat, saya setuju. Hal ini bisa membuat siswa-siswi bisa lebih taat dan takut kepada Allah....”
"Karena bagi murid-murid yang merasa memiliki gangguan jin/syetan disembuhkan lewat metode ini. Jadi lebih dekat juga sama guru." 

Wahai saudaraku, para mujahid dakwah, para guru PAI.... Sebenarnya Allah SWT memberikan anugerah dan kemudahan kepada kita. Karena tatkala kita mempelajari sesuatu maka Allah juga akan segera mempermudah kita untuk mempraktekkannya. Demikian pula tatkala kita belajar Ruqyah Syar’iyyah maka Allah akan permudah kita untuk mendalami dan mempraktekkannya kepada para anak didik kita yang cukup banyak. Walaupun tidak ada dalam kurikulum atau silabus, kita bisa aplikasikan Ruqyah Syar’iyyah dalam beberapa materi ajar maupun kegiatan, seperti acara Bedah Buku dan Artikel+Ruqyah Massal, Pesantren Kilat, dll.



Dokumentasi kegiatan ”Si Pitung” DKM Al-Hadi
SMPN 1 Kota Bogor, tanggal 9 Juni 2012
Insya Allah, ini menjadi nilai plus bagi para GPAI di mata anak didik kita, guru yang lain, para orang tua siswa, dan yang paling penting tentunya di hadapan Allah SWT.
So what gitu loh…. Siapa lagi yang ingin bergabung dalam dakwah tauhid ini???....
Mulai sekarang, pelajarilah Ruqyah Syar'iyyah, praktekkan, dan jadilah mujahid dakwah!
Allahu Akbar!....

Lihat Artikel ini Selengkapnya......

Friday, February 29, 2008

ARTIKEL ISLAMI






Lihat Artikel ini Selengkapnya......

BELAJAR BAHASA ARAB



Lihat Artikel ini Selengkapnya......

Friday, February 15, 2008

SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW


Standar Kompetensi

:

14. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW

Kompetensi Dasar

:

14.1 Menjelaskan misi Nabi Muhammad Saw. untuk menyempur-nakan akhlak, membangun manusia mulia dan bermanfaat

14.2 Menjelaskan misi Nabi Muhammad Saw. sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahtera-an, dan kemajuan masyarakat

14.3 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad Saw. dan para sahabat dalam menghadapi masyarakat Makkah

Indikator

:

14.1.1 Menjelaskan misi kerasulan Muhammad Saw. untuk menyempurnakan akhlak mulia.

14.1.2 Menjelaskan misi kerasulan Muhammad Saw. untuk membangun manusia yang mulia dan bermanfaat.

14.2.1 Menjelaskan misi kerasulan Muhammad Saw. sebagai rahmat bagi alam semesta.

14.2.2 Menjelaskan misi kerasulan Muhammad Saw. sebagai pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat.

14.3.1 Menceritakan perjuangan Nabi Muhammad Saw. dalam menghadapi masyarakat Makkah.

14.3.2 Menceritakan perjuangan para sahabat Nabi Muhammad Saw. dalam menghadapi masyarakat Makkah.

14.3.3 Meneladani perilaku Nabi Muhammad Saw. dan para sahabat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Materi Ajar

Sejarah Nabi Muhammad SAW

1. Misi Nabi Muhammad Saw. untuk menyempurnakan akhlak, membangun manusia mulia dan bermanfaat

Rasulullah SAW diutus oleh Allah untuk menyempurnakan dan memperbaiki akhlak umat manusia, sekaligus Beliau sebagai contoh teladan yang baik. Hal ini, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab, ayat 21:


21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.

Selain itu, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya aku diutus ke bumi hanyalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak."

2. Misi Nabi Muhammad Saw. sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat

107. Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.(Q.S. Al-Anbiyaa:107).

3. Perjuangan Nabi Muhammad Saw. dan para sahabat dalam menghadapi masyarakat Makkah

Wahyu pertama diterima oleh Rasulullah pada hari Senin tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari kelahirannya, bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M. Kemudian setelah turun wahyu yang kedua, yaitu QS. Al-Muddassir: 1-7, maka mulailah Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Islam kepada kerabat dan sahabat dekat dengan cara sembunyi-sembunyi. Dakwah dengan cara ini dilakukan nabi selama tiga tahun dengan pusat kegiatan dakwah di rumah Arqam bin Abil Arqam, dan pada masa itu masuk islamlah beberapa orang dari penduduk Makkah yang digelari “As-Sasbiuunal Awwaluun”. Selanjutnya, dakwah secara terang-terangan di tengah-tengah masyarakat Quraisy dilakukan setelah Allah menyuruh Nabi berdakwah secara terbuka dan terang-terangan sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hijr: 94.

Sebagian besar masyarakat Makkah menentang dan memerangi dakwah Rasulullah. Bahkan Rasulullah dan para sahabatnya mengalami berbagai hinaan, gangguan, serta siksaan. Namun, Beliau dan kaum muslimin bersabar dan tetap istiqomah di jalan dakwah. Selanjutnya, untuk melindungi agama serta para pengikutnya, Nabi memerintahkan sebagian kaum muslimin untuk berhijrah ke negeri lain. Hijrah pertama ke negeri Habsyi (Afrika), dan kemudian hijrah yang kedua yaitu ke Yastrib (Madinah).


Ingin nonton film sejarah Rasulullah SAW? Subhanallah, film yang berjudul "Message (dalam versi B. Inggris)" atau "Ar-Risaalah (versi B. Arabnya)" ini amat menarik, menyentuh, dan sarat akan pelajaran yang bisa kita petik dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Silahkan lihat dan pelajari film-film berikut ini:

FILM PERJUANGAN DAN KESABARAN KAUM MUSLIMIN DALAM DAKWAH DI MAKKAH




FILM TENTANG PERANG BADAR



Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari film-film tersebut di atas?
Cintakah kalian pada Rasulullah?Sudahkah kita meneladani sifat, kesabaran, dan kegigihan Rasulullah SAW beserta para shahabat dalam berdakwah?
Orang yang mencintai Rasulullah SAW tentunya juga akan mengikuti sunnah/jejak langkah Beliau....




Lihat Artikel ini Selengkapnya......

SHOLAT JAMA' DAN QOSHOR


Standar Kompetensi

(Fiqih)

:

13. Memahami Tatacara Shalat Jama’ dan Qashar

Kompetensi Dasar

:

13.1 Menjelaskan shalat jama’ dan qasar

13.2 Mempraktikkan shalat jama’ dan qashar

Indikator

:

13.1.1 Menjelaskan pengertian shalat jama’ dan dasar hukumnya.

13.1.2 Menjelaskan pengertian shalat qashar dan dasar hukumnya

13.1.3 Menjelaskan syarat-syarat melaksanakan shalat jama’ dan qashar

13.1.4 Menyebutkan macam-macam shalat yang bisa di jama’ dan diqashar

13.2.1 Menjelaskan bentuk-bentuk pelaksanaan shalat jama’

13.2.2 Menjelaskan tatacara shalat jama’ dan qashar

13.2.3 Mempraktikkan shalat jama’ dan qashar di sekolah

Materi Ajar:

Shalat Jama’ dan Qashar

Adalah suatu keringanan (rukhshoh) dari Allah bagi para musafir (orang yang dalam perjalanan) yaitu mereka dapat melaksanakan shalat jama’ dan qashar.

1. Shalat Jama’

a. Pengertian Shalat Jama’ dan Dasar Hukumnya

Sholat Jama’ artinya menggabungkan 2 salat fardhu yang dikerjakan dalam satu waktu. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana sabdanya:

... ثُُمَّ نَزَلَ بِجَمْعٍ بَيْنَهُمَا ....

“… kemudian Beliau turun, lalu menjama’ kedua salat tersebut….” (H.R. Bukhari dan Muslim).

b. Macam-macam shalat Jama’

Shalat yang bias dijama’ adalah Salat Zhuhur dengan Ashar, dan salat Maghrib dengan Isya. Adapun shalat jama’ dibagi kedalam 2 macam, yaitu:

· Jama’ taqdim, yaitu melaksanakan 2 salat fardhu dalam 1 waktu dan dilakukan pada waktu salat pertama. Contoh: Salat Zhuhur dan Maghrib dijama’, dan dikerjakan pada waktu Zhuhur.

· Jama’ takhir, yaitu salat jama’ yang dilakukan pada waktu salat yang kedua. Contoh: Salat Maghrib dan Isya dijama’, dan dikerjakan pada waktu Isya

·

c. Kaifiyyat/tatacara Shalat Jama’

Mendirikan salat yang pertama terlebih dahulu (misalnya: Zhuhur/Maghrib) sebanyak 4 atau 3 raka’at, kemudian melaksanakan salat yang kedua (Ashar/Isya) sebanyak 4 raka’at

2. Shalat Qashar

d. Pengertian Shalat Qashar dan Dasar Hukumnya

Shalat Qashar adalah memendekkan/meringkas pelaksanaan salat fardhu yang semestinya 4 raka’at menjadi 2 raka’at. Adapun dalil naqlinya, sebagaimana firman Allah yang artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa mengqasar salatmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir.” (QS. An-Nisa: 101)

e. Syarat-syaratnya:

· Musafir (tetapi bukan perjalanan untuk berbuat maksiat.

· Jarak yang akan ditempuh ± 90 km.

· Berniat mengqasar salat pada saat takbiratul ihram

· Tidak berimam kepada orang yang salat dengan sempurna

· Dilakukan sesudah melewati batas kota/desa asal

f. Kaifiyyat/tata cara shalat Qashar

Dilakukan dengan cara salat Zhuhur, Ashar, atau Isya diringkas/dikerjakan sebanyak 2 raka’at. Sedangkan salat Maghrib tidak bisa diqasar, jadi tetap 3 raka’at.

Sedangkan yang dimaksud dengan shalat Jama’ Qashar adalah menggabungkan (menjama’) 2 salat fardhu dalam satu waktu sekaligus meringkas (mengqasar) raka’atnya yang semula 4 raka’at menjadi 2 raka’at


Lihat Artikel ini Selengkapnya......

SHOLAT JUM'AT


Standar Kompetensi

(Fiqih)

:

12. Memahami Tatacara Shalat Jum’at

Kompetensi Dasar

:

12.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan shalat Jum’at

12.2 Mempraktikkan shalat Jum’at

Indikator

:

12.1.1 Menjelaskan pengertian shalat Jum’at dan dasar hukumnya

12.1.2 Menjelaskan syarat mendirikan shalat Jum’at

12.1.3 Menjelaskan perbuatan sunnah yang terkait dengan shalat Jum’at

12.1.4 Menyebutkan beberapa halangan melaksanakan shalat Jum’at

12.2.1 Menyebutkan beberapa persiapan untuk melaksanakan shalat Jum’at

12.2.2 Menjelaskan tatacara shalat Jum’at

12.2.3 Mempraktikkan shalat Jum’at di sekolah dan di masjid

Materi Ajar:

Shalat Jum’at

1. Pengertian dan Dasar Hukumnya

Shalat Jum’at adalah shalat dua raka’at setelah khutbah pada waktu shalat Zuhur pada hari Jum’at. Hukum melaksanakan shalat Jum’at adalah fardhu ‘ain, artinya wajib bagi setiap muslim laki-laki yang baligh, merdeka, dan bermukim pada tempat tertentu. Shalat Jum’at tidak wajib atas wanita, anak-anak, budak, dan musafir. Bagi wanita melakukan shalat Jum’at hukumnya sunnah. Wanita yang melaksanakan shalat Jum’at tidak perlu melakukan shalat Zuhur.

Kewajiban shalat Jum’at ini berdasarkan atas firman Allah SWT, yaitu:

9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al-Jumu’ah: 9).

2. Kaifiyyat/Tata cara Shalat Jum’at:

  • Sebelum shalat Jum’at dilaksanakan, terlebih dahulu harus dipenuhi ketentuan-ketentuan shalat Jum’at, antara lain: syarat sah dan wajibnya.
  • Setelah waktu shalat Jum’at tiba, muadzin mengumandangkan adzan.
  • Khotib membacakan khutbah. Ketika khotib sedang menyampaikan khutbah, para jama’ah hendaklah bersikap sbb: duduk dengan tenang, mendengarkan dengan khidmah isi khutbah Jum’at, serta tidak berbicara/bersenda gurau.
  • Setelah khutbah pertama selesai, maka khotib duduk di antara dua khutbah.
  • Kemudian khotib berdiri lagi untuk membacakan khutbah kedua.
  • Setelah khutbah kedua selesai, iqomah, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan sholat jum’at sebanyak dua raka’at.
  • Selesai shalat Jum’at, hendaknya berdzikir, berdo’a, dan melaksanakan shalat sunnah ba’diyah Jum’at dua raka’at.










Lihat Artikel ini Selengkapnya......

KERJA, KERAS, TEKUN, ULET, DAN TELITI


Standar Kompetensi

(Akhlak)

:

11. Membiasakan Perilaku Terpuji

Kompetensi Dasar

:

11.1 Menjelaskan arti kerja keras, tekun, ulet, dan teliti

11.2 Menampilkan contoh perilaku kerja keras, tekun, ulet, dan teliti

11.3 Membiasakan perilaku kerja keras, tekun, ulet, dan teliti

Indikator

:

11.1.1 Menjelaskan arti kerja keras dan menunjukkan dalilnya

11.1.2 Menjelaskan arti tekun dan menunjukkan dalilnya

11.1.3 Menjelaskan arti ulet dan menunjukkan dalilnya

11.1.4 Menjelaskan arti teliti dan menunjukkan dalilnya

11.2.1 Menyebutkan contoh-contoh perilaku kerja keras

11.2.2 Menyebutkan contoh-contoh perilaku tekun

11.2.3 Menyebutkan contoh-contoh perilaku ulet

11.2.4 Menyebutkan contoh-contoh perilaku teliti

11.3.1 Membiasakan perilaku kerja keras, tekun, ulet, dan teliti 11.3.2 dalam lingkungan keluarga

11.3.3 Membiasakan perilaku kerja keras, tekun, ulet, dan teliti dalam lingkungan sekolah

11.3.4 Membiasakan perilaku kerja keras, tekun, ulet, dan teliti dalam lingkungan masyarakat

Materi Ajar:

Perilaku Terpuji (kerja keras, tekun, ulet, dan teliti)

1. Kerja keras, yaitu bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian disertai dengan berserah diri (tawakkal) kepada Allah SWT baik untuk kepentingan dunia dan akhirat. Firman Allah SWT:

”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi...”. (QS. Al-Qashash: 77).

2. Tekun dan Ulet, melakukan semua pekerjaan dengan rajin, teliti, sabar, hati-hati, dan sungguh-sungguh. Dalam belajar dan menuntut ilmupun kita harus giat dan rajin menekuni apa yang sedang dipelajari. Dengan rajin belajar, dan tekun, kita dapat meraih kesejahteraan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Allah akan merubah keadaan seseorang apabila ia juga berusaha dengan sungguh-sungguh. Firman Allah SWT:

“… Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri….” (QS. Ar-Ra’du: 11).


3. Teliti, cermat dalam setiap melakukan sikap dan perbuatan serta setiap pekerjaan, tidak terburu-buru, namun perlu perhitungan dan pengkajian baik-buruknya. Dalam Al-Qur’an, Allah juga mengajarkan kita agar bersikap teliti sebagaimana firman-Nya:

”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat: 6).

Silahkan tonton film berikut ini!



Bagaimana pendapatmu tentang film di atas, menarik/lucu tidak? Walaupun film tersebut hanyalah film animasi/khayalan tapi sebenarnya ada yang bisa kita ambil sebagai pelajaran.
Apa pelajaran yang bisa kita ambil dalam film di atas? Jelaskan!....








Lihat Artikel ini Selengkapnya......